KEGIATAN RAMADHAN 1433 H

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadha 1433 H. DKM Al-Ikhlas Universitas Islam Nusantara menyelenggarakan Beberapa Kegiatan yang terkemas dalam  GEMA RAMADHAN1433 H. Adapun Beberapa kegiatan itu terbagi kedalam 2 golongan. Kegiatan Ramadhan dan Kegiatan Harian.
Kegiatan Ramadhan Diantaranya :

– Tarhib

Menyambut Bulan Suci Ramadhan. Berisi Shalawatan dan Tausiah.

– Pelatihan Pemulasaraan Jenazah

– Titian Ramadhan

– Pesantren Ramadhan

– Pelatihan Murotal

– Malam Nuzlul Quran

– Bakti Sosial dan Santunan Anak Yatim

– Gema Takbir dan Shalat Ied

– Hala Bihalal

 

 

Kegiatan Rutinitas/Harian Diantaranya

– Ta’jil Bersama

– Shalat Tarawih

– Kultum Subuh

– Kultum Dzuhur

– Tadarus Alquran

– Shalawatan

– Marhabanan

– Khotmul Quran

 

Untuk Informasi lebih lanjut hubungi sekretariatkami

Jl. Soekarno-Hatta No 530 Bandung. Telp. (022) 7506760

Download Ebook Hadits Web versi 3

Ebook Hadits Web versi 3 ini berisi:

– Terjemahan Al-Qur’an

– Pengertian dan Macam-macam Hadits

– Sanad dan Matan

– Mengenal Ilmu Hadits

– Ringkasan Sahih Bukhari

– Kumpulan Hadits dari Sahih Muslim

– Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi

– Sejarah Singkat Ahli Hadits

– Han Beberapa Hadis Terpilih Lainnya.

Download disini

File Berbentuk RAR dan menggunakan Adf.ly . Bila anda tidak memiliki software RAR bisa download DISINI.

Kliki DISINI untuk mengetahui cara mendownload dengan menggunakan Adf.Ly

Empat Pintu Masuk Maksiat

Terdapat 4 pintu masuk yang sering kali menjadi jalan masuk maksiat bagi manusia. Keempat pintu masuk itu yaitu: Pandangan, Lintasan Pikiran, Ucapan/Lisan, dan Langkah.

1.  Pandangan

Pandangan merupakan pemandu sekaligus utusan syahwat. Menjaga pandangan adalah pangkal terjaganya kemaluan. Barang siapa yang membebaskan pandangannya, ia pasti terjerumus ke dalam jurang kerusakan. Nabi SAW pernah bersabda:

Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan satu pandangan dengan pandangan berikutnya! Yang pertama adalah untukmu, namun yang kedua bukan”.

Dalam Musnad,diriwayatkan dari Beliau SAW.,

“Pandangan adalah salah satu diantara panah beracun milik iblis. Barang siapa yang menundukan pandangannya dari kecantikan wanita ataupun laki-laki yang mempesona, niscaya Allah tanamkan dalam hatinya kenikmatan beribadah hingga hari kiamat nanti”.

Nabi SAW juga pernah bersabda:

“Tundukanlah pandangan mata kalian dan jagalah kemaluan kalian”.

Pandangan melahirkan selintas bayangan, lalu menjadi pikiran, dan kemudian menimbulkan syahwat.

2.  Lintasan Pikiran

Lintasan pikiran itu lebih sulit untuk dijaga, karena ia merupakan awal dari kebaikan dan keburukan. Darinya muncul keinginan-keinginan, cita-cita dan tekad. Barang siapa mampu menjaga diri dari lintasan pikirannya, ia dapat mengendalikan diri dan hawa nafsunya. Lintasan pikiran akan selalu mengganggu hati hingga menjadi angan-angan kosong.

Firman Allah SWT :

“Dan Orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fata morgana ditanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatanginya air itu, dia tidak dapat mendapatinya suatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup. Dan, Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (An-Nuur [24]: 39)

 3.  Ucapan/Lisan

Apabila ingin berbicara hendaklah memikirkan terlebih dahulu faedah yang akan diperoleh atau tidak.  Yahya bin Mu’adz berkata, “Hati ibarat periuk yang mendidih, sementara lisan adalah gayungnya”. Perhatikanlah orang yang sedang berbicara, sesungguhnya, yang sedang ia bicarakan menunjukan apa yang ada dalam hatinya.

Diriwayatkan dari Anas sebuah hadits marfu, “Tidaklah seorang hamba imannya itu lurus, hingga hatinya lurus. Dan tidaklah hatinya itu lurus, hingga lisannya juga lurus”.

Firman Allah SWT:

“Tiada satu ucapan pun yang diucapkan melainkan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Qaaf [50]: 18)

4.   Langkah

Menjaga langkah adalah dengan hanya menggunakan kaki untuk melanggah menuju ketempat yang mendatangkan pahala dari Allah SWT.

Keterperosokan itu ada dua, yaitu keterperosokan  kaki dan keterperosokan lisan. Keduanya disebutkan secara berdampingan seperti Firman Allah SWT dibawah ini:

“Dan Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati. Dan, apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengundang) keselamatan”. (Al-Furqaan [25]: 63)

Allah SWT juga berfirman:

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati”. (Al-Mu’min [40]: 19)

 

Sumber: Perkelahian Dosa dan Cinta, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa kebaikan dan kejelekan, manfa’at dan mudarat (kejadian yang manis maupun yang pahit) semuanya dari takdir dan ketentuan Allah ta’ala, tidak ada yang mampu mencegahnya, menyimpangkan atau menjauhkannya.

Seseorang tidak akan tertimpa suatu musibah melainkan apa yang telah ditakdirkan. Meskipun seluruh makhluk berusaha keras untuk menolong orang tersebut, akan tetapi  Allah menakdirkan untuk tertimpa musibah maka usaha tersebut tidak berhasil.

Demikian juga meskipun seluruh makhluk berusaha untuk mencelakakan dirinya akan tetapi orang tersebut tidak ditakdirkan celaka, maka usaha tersebut tidak akan berhasil, hal ini sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radiallahu’anhu. 16

Allah berfirman:

وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّ لِفَضْلِهِ

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya..”(Yuunus:107)

Termasuk dari pemahaman dan manhaj Ahlus Sunnah -selain keyakinan mereka bahwa kebaikan dan kejelekan semuanya dari takdir Allah- mereka juga menetapkan bahwa tidak diperkenankan menyandarkan kepada Allah apa-apa yang berkesan negatif bila diucapkan secara terpisah. Tidak boleh dikatakan, misalnya: Allah itu pencipta monyet, babi, kumbang kelapa dan jangkrik, meskipun kita tahu tidak ada makhluk yang tidak diciptakan oleh Allah. Dalam hal ini terdapat hadits tentang do’a istiftah: “Sungguh Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau ya Allah, kebaikan seluruhnya di keduatangan-Mu dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu”  17

Maksudnya, wallahu a’lam, kejelekan tidak termasuk yang bisa disandarkan kepada Allah secara terpisah, seperti: “Wahai Pencipta keburukan, atau wahai yang menakdirkan kejelekan”. Meskipun benar bahwasanya Dia-lah yang menciptkan dan menakdirkan kejelekan tersebut.

Oleh karena itu Nabi Khidir ‘alaihis salam menyandarkan kehendak untuk merusak perahu kepada dirinya sendiri, seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an:

“Adapun kapal itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku hendak merusakkan kapal itu, karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap kapal. (Al-Kahfi:79)

Namun ketika beliau menyebutkan kebaikan, kebajikan, dan rahmat, beliau menyandarkan kehendaknya kepada Allah, Allah ta’ala berfirman:

 فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ

“..maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabbmu..”(Al-Kahfi:82)

Allah juga memberitakan tentang diri Ibrahim ‘alaihis salam dalam firman-Nya:

 وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“dan apabila aku sakit. Dialah Yang menyembuhkan aku, (Asy-Syu’ara:80)

Beliau menyandarkan sakit kepada dirinya sendiri dan menyandarkan kesembuhan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Meskipun keduanya datang dari Allah Yang Maha Mulia

================================

16 Yakni sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Ketahuilah, bahwa seseungguhnya seandainya bersatu umat manusia untuk memberikan manfa’at padamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang ditakdirkan Allah kepadamu, dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakan kamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah takdirkan kepadamu. Telah diangkat pena (untuk menulis takdir) dan telah kering lembaran-lembaran  itu (HR. Turmudzi dll dan dikatakan hasan shahih)

17 Dikeluarkan oleh:Ahmad, Muslim dan lainnya

Referensi:

Aqidah Ahlus Sunnah

Asy-Syaikh Al-Imam Abu Utsman Isma’il Ash-Shabuni

By dkmuninus Dikirimkan di Akhlaq Dengan kaitkata

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.